Sabtu, 30 Desember 2017

KEMUTLAKAN

Suatu keberuntungan dapat hidup bersama orang orang hebat yang masih muda dan kritis berpikir.Memahami bersama pola pikir berbagai manusia baik tua mau pun muda.Belajar banyak filosofi dari para filsuf Yunani dan tokoh besar dunia yang luar biasa.
Aku hidup dinegara dimana katanya tak ada perbedaan dan ketimpangan dalam masyarakatnya.Keadilan dan mau menghargai itu slogannya.
Aku tak menyindir atau menyalahkan pemerintah,tapi kecewa dengan masyarakatnya yang semena-mena menghakimi dan bertindak tak tahu diri.Disatu sisi berperang membela agama.Disatu sisi berdebat dan menyindir serta mengasingkan ras,kelompok dan suku.Dan disisi lain saling menjatuhkan untuk sebuah jabatan atau kepercayaan.
Aku dan “JOKER” paling benci dengan orang yang masih memandang dirinya yang paling exclusive diantara lainnya.Masih memandang berbeda terutama agama,ras,kelompok,aliran serta kebudayaan.Apakah kamu tak mengerti dan memahami inti dari sebuah lambang Garuda dan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang dicengkram kuat oleh Garuda kita ? Ataukah kamu pernah dikecewakan atau terjebak akan masa lalu mu yang kelam karena berbagai hal tadi ?

Memang terkadang perbedaan sulit untuk dipersatukan,tapi dapat berdampingan.Untuk kamu orang-orang yang tak dapat menerima perbedaan ataupun kecewa oleh suatu agama,ras,kelompok,aliran dan kebudayaan dimasa lampau.Pesanku,Mulai lah hidup berdampingan dengan dengan rendah hati,nikmati masa kini dimana kita berdiri,disaat kita menghirup nafas...Biarlah masa depan datang sendiri dan masa lalu berlalu.Jangan hidup dimasa depan dan jangan terjebak dimasa lalu.Damailah ! dan Lihatlah ! Aku dan kamu begitu berbeda dalam segala hal,kecuali dalam cinta.Jika kamu bicara cinta,berarti kamu akan merasakan sebuah kedamaian,keadilan,pengampunan,kerukunan,rasa sayang dan sejenisnya,selain itu bukan cinta namanya.Jika tak mau itu semua jangan pernah berbicara cinta.

karya : i_OS

Jumat, 24 November 2017

Mengingat Hujan


Mengingat Hujan

Tulisan yang didapatkan siang itu,membuat diri ini terbayang suatu kisah dongeng yang dibacakan ibu malam itu.Dikala hujan deras turun menyentuh bumi Bagimu Negeri,diri ini memperoleh suatu catatan “Remember Me” yang menyisipkan banyak tanya di dalamnya,yang katanya dikirim oleh sang hujan.Saat kulihat gerak geriknya tampak malu malu menderas membasahi bumi ini.Tak disangka ternyata dikala kelam diri ini bisa terhibur oleh suatu pesan singkat dikala hujan malu & turun deras.Perasaan tak terbayangkan ternyata ada yang melihat di kejauhan,entah sudah berapa lama memperhatikan ini,dari jarak berapa ? sehingga diri ini tak mengetahuinya.Sifat kewaspadaan ini tertaklukan oleh tetesan hujan dari sang hujan.Diri ini semakin bertanya apa maksudnya ini semua.Dalam sebuah buku bacaan fiksi,ada kata yang mengatakan “Catatan diatas kertas putih yang tiba dikala hujan turun itu adalah suatu pertanda dimana seseorang memiliki niat atau pun ingin menyampaikan sesuatu dari dalam perasaannya...”

Harapan diri ini adalah sang hujan tetap turun di senja hari menemani kesepian waktu demi waktu disegala lini.Sang pemimpin kecil tak kan mampu berdiri dalam kesunyian hari-hari yang terus datang tak terhenti.Hujan ini memberikan suatu perbedaan kehidupan dimana membuat kenyamanan dan diri ini serasa kasmaran akan dirinya.

Pahlawan Besar


Pahlawan Besar



Pemuda Pemudi Nusantara

Pagi ini

Bersama dengan sejuknya sinar surya menyapa bumi /

Berkawan dengan embun pagi yang membasahi Ibu Pertiwi tempat kita berdiri.

Sedikit nuansa bosan,sedikit rasa lelah,sedikit rasa puas,sedikit rasa bangga bercampur menjadi senyawa hati pagi ini

Maka ijinkan hati ini bersuara di hadapan anda semua.

Indonesia yang disebut Republik,yang sudah dimerdekakan 72 tahun yang lalu yang memaksa kita untuk mengingat

Mari kita mengingat !

Bahwa merdeka dimasa lalu,adalah merdeka secara jasmani

Ya...pada saat itu penjajah meninggalkan rumah kita

Tetapi bukan itu intinya.

Intinya,substansinya pokoknya adalah bagaimana pemuda di nusantara ini menghidupi negara,menghidupi bangsanya

Merdeka secara raga tidaklah cukup!

Para penerus bangsa harus merdeka dalam jiwanya,medeka dalam pemikirannya,merdeka dalam meraih cita-citanya.

Inilah titik krusialnya

Inilah berkat jasa jasa mu wahai Bapak Ibu Guru

Membangkitkan mimpi anak muda untuk mereka gapai

Menunjukkan pada kami keindahan masa depan

Inilah keringat mu Bapak Ibu Guru...Keringat yang mengkristal menempa kami,mendidik kami,membangun hidup kami

Kita tahu

Soekarno disebut Panglima Besar

Soeharto disebut Jendral Besar

Habibie disebut Ilmuan Besar

Gusdur disebut Ulama Besar

Kalau begitu anda semua Bapak Ibu Guru kami sebut,kami sanjung sebagai PAHLAWAN BESAR

Anda lah pahlawan kami

Andalah yang menolong kami sampai benar benar Merdeka dalam jiwa dan harapan kami

Lisan ini merupakan luapan syukur kami,wujud terima kasih kami untuk anda semua PAHLAWAN BESAR kami
karya :Mr.Willy & Sir.Jhosef (November 2017)

SAATNYA


SAATNYA

Akhirnya telah tiba dimana masa kami berdiri untuk sesuatu hal yang pasti dalam himitan situasi.Kami memulai ini untuk tanda cinta kasih pada para pendidik yang tak pernah lelah & letih lesu mendidik kami yang kurang ajar ini.Terkadang lisanmu menusuk diri ini di pagi hingga senja hari,terkadang emosi dan tak tahu diri bahwa engkau berniat mulia untuk diri ini.

Tiap lisanmu membentuk berbagai profesi,tak hanya untuk diri tapi juga untuk negeri ini.Walaupun terkadang tindakanmu yang tak seharusnya dilakukan,tapi kami memaklumi karena kalian bukan dewa yang sempurna.Ku harapkan mulaihari ini tindakanmu semkin mulia dan nyata tak hanya berkata pada siswa saja,melainkan berkarya untuk semua.

Jumat, 03 November 2017

Menuju Rekonsiliasi dan rehabilitasi


MENUJU REKONSILIASI DAN REHABILITASI


Seiring dengan langkah rekostruksi sejarah,agenda rekonsiliasi hendaknya menjadi prioritas kita sebagai bangsa.Memang harus diakui,salah satu masalah pelik yang dihadapi oleh bangsa kita ini yang tengah berada dalam masa transisi politik adalah  menjawab tuntutan masyarakat atas kejahatan hak asasi manusia yang terjadi di masa lampau.Apakah kepada para pelaku tersebut aka diberikan hukuman,dimaafkan atau dilupakan ? Namun dibanding mengelak dari kewajiban menjawab tuntutan masyarakat tersebut,adalah lebih baik bagi bangsa kita mencari dan memilih jalan paling tepat sesuai kepentingan nasional dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Ditengah dilema antara menghukum,memaafkan atau melupakan dugaan kejahatan hak asasi manusia tersebut,tersedia pilihan paling tepat bagi kita yakni “Jalan Ketiga”.Sebagaimana dikatakan Uskup Agung Desmond Tut (Afrika Selatan) yakni memkonpromikan antara jalan pengadilan seperti Nuremberg dengan amnesti massal atau secara nasional meluoakannya.Wujud dari hal hidup dan keturunan mereka yang kemungkinan besar tidak terlibat bahkan pada saat hal itu terjadi,belum lahir.

Dengan adanya rehabilitasi yang adil dan memuaskan oleh pemerintah sekarang ini kepada mereka yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia oleh suatu rezim,diharapkan dapat terwujud suatu keadilan antara kelompok masyarakat yang harmonis,demikian pula antara masyarakat dengan negara atau pemerintah.


Tindakan Nyata untuk Bangsa




Tindakan Nyata untuk Bangsa

Saat ini kita kembali lagi memperingati suatu pencapaian saat 72 tahun yang lalu dimana bangsa kita telah berhasil menunjukkan kegigihannya dalam mengusir para penjajah.Semangat inilah yang harus kita tanamkan hingga tertanam didalam jiwa yang luhur.Hingga pada saat ini,Indonesia dapat berdiri atas perjuangan para pahlawan yang rela berkorban untuk bangsa.

Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah pada saat ini,kita telah merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya ? Jawabannya tidak,mengapa demikian jika bangsa kita sudah merdeka,kemiskinan,perpecahan,KKN tidak akan menimpa negeri kita.

Bangsa ini,memerlukan orang-orang yang mau bekerja dengan segenap hati dan segenap jiwa menyingsingkan lengan baju mereka untuk membangun bangsa.Orang-orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah kita sebagai generasi muda.

Saudara,seperti hal yang telah kitamketahui,bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam,suku,agama,ras dan adat istiadat yang sering kita sebut dengan nama keberagaman.

Keberagaman identik dengan perbedaan,tetapi perbedaan tidak mengajarkan kita untuk membanggakan diri sendiri melainkan mengajarkan kita untuk saling mengerti dan memahami bahwa perbedaan itu indah.Seperti halnya pelangi memiliki tujuh warna yang berbeda tetapi jika mereka disatukan akan menciptakan keindahan yang luar bisa.

Sebagai generasi muda sudah sepatuutnya bagi kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia.Dengan apa saudara ? Cukup dua kata KERJA SAMA.Kerja sama sendiri memiliki arti yaitu,tindakan yang dilakukan oleh beberapa orang demi satu tujuan secara bersama.Contoh kecilnya dalam hal membangun rumah,ada yang membuat fondasi,menyusun kerangka,ada juga yang membangun tembok dan memasang atap,sehingga dapat menjadi sebuah rumah yang layak dihuni.Begitu juga dengan bangsa ini,jika kita ingin membangunnya,kita tidak mengerjakan hal yang sama,melainkan bangun negeri ini dengan mengerjakan sesuatu sesuai bidang dan kemampuan kita masing-masing.Sehingga NKRI tetap jaya untuk selamanya.

Marilah kita berlari bukan untuk mejauh dari masalah dan realita yang menghampiri,tetapi berlari mengejar ketertinggalan negeri ini dalam segala lini.Ini bukan lagi soal tradisi,misi dan ambisi tanpa isi,tetapi aksi nyata untuk negeri.

Dan yang terakhir ,mari semuanya kita buktikan pada dunia siapa kita.Teruslah berjuang bersemangatlah,gapai semua mimpi dan cita-cita kita untuk negeri tercinta.Jayalah negeriku Jayalah Indonesiaku.



Karya : 3.MUSKET

BENARKAH ?

Semakin hari banyak orang yang berkata tanpa isi,semua membicarakan kebenaran,keadilan & kasi.Tapi buat apa itu semua diungkapakan,jika banyak pendidik pun banyak yang munafik di hadapan anak didiknya.Pendidik kerohanian oun tak semuanya mempraktekan 3 kata penting tadi.Apakah tindakannya benar jika seorang pedidik yang sayang spiritualnya tinggi.

Pendidik yang mengajarkan tentang ilmu ke Tuhanan,membukakan pintu begitu saja pada anak didiknya untuk keberhasilan,tanpa memberikan petunjuk anak didiknya supaya mencari kunci pintu tersebut.Buat apa visi misi di adakan jika orang-orang yang dipercayakan untuk mengajar & membantu mewujudkannya semuanya  bertindak semaunya tanpa berfikir resikonya.Atau apakah itu cara untuk mendapatkan suatu pujian dari segelintiran orang yang tak mengerti akan namanya keberhasilan yang sesungguhnya.

Pendidikan dinegeri ini makin hari makin tak tau diri.Anak yang belum bisa berdiri ditingkatannya saat ini dituntut harus mampu berdiri.Mengajarkan untuk menentang korupsi tapi sendirinya iya melakukannya (katrol nilai) kebenaran tak ditegakan,pendidik seperti itu tak pantas mendidik generasi kami.Ibarat sebuah kapal nelayan yang seharusnya hanya bisa memuat 200 ekor ikan,dipaksakan memuat 400 ekor ikan ,itulah yang dirasakan beberapa anak negeri saat ini,mungkin tidak setiap anak yang kritis hingga berfikir seperti ini,bukannya “sok tau” atau “berusaha jadi super hero” atau  pun juga ingin “terkenal”,melainkan demi pembenahan dimasa yang akan datang.





Karya : 7_SUMMIT


Senin, 31 Juli 2017

Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambail mengucap syukur

Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur
Kolose 2

Sahabat Centong, saya punya cerita begini : pada suatu hari, pada waktu itu Sabtu sore datanglah lima orang remaja ke pastori.

Remaja : “Pak, tolong doakan kami.”

Pendeta : “Oh, boleh. Silahkan masuk semua.” (tumben pikir saya, anak-anak ini datang dan minta didoakan secara khusus. Apalagi, biasanya di kebaktian remaja beberapa diantara mereka agak cuek ketika berdoa.)

Pendeta : “Mengapa? Kalian ada pergumulan khusus? Mau didoakan apa?”

Remaja : “Senin besok kami akan Ujian Akhir Nasional. Tolong doakan kami supaya kami sukses dan lancer selama mengikuti ujian, pak”

Pendeta : (tersenyum dan kemudian berdoa).

Sahabat Centong, Tekun dalam berdoa. Itulah pesan Rasul Paulus kepada jemaat Kolose. Tekun artinya : “selalu, sungguh-sungguh, memusatkan hati dan pikiran, dan berpegang teguh”. Paulus menasihati jemaat di Kolose untuk senantiasa berdoa, selalu berjaga-jaga, dan mengucap syukur. Maksud Paulus, umat Tuhan perlu menggunakan waktu yang ada selama mereka hidup dan bernapas-sebagai alat di tangan Tuhan. Jemaat di Kolose juga diingatkan untuk mengucap syukur di dalam kehidupan doa mereka. Paulus menyadari bahwa umat Tuhan bisa saja tidak sabar dalam menanti jawaban doa. Paulus juga mengingatkan bahwa kehidupan doa bukan hanya menyendiri, mencari tempat sepi, dan diam. Umat Tuhan juga harus berjaga-jaga, artinya : tetap beraktivitas dalam kesiapan hati yang total.

Sahabat Centong, kita bisa lihat pada cerita anak remaja tadi. Mereka berdoa jika ada maunya saja. Banyak anak muda Kristen (orang Kristen) yang berdoa “jika ada maunya”. Mereka mendadak berdoa atau berdoa lebih khusyuk, lebih lama, dan lebih serius. Sebaliknya, jika tidak ada pergumulan, doa hanyalah menjadi rutinitas atau bahkan sangat jarang berdoa.

Sahabat Centong, Tuhan telah berfirman dalam Matius 7 : 7 – 8. Oleh karena itu mari diawal bulan in kita semakin belajar betekun dalam berdoa dan bertumbuh didalam Tuhan!